October 30, 2025

drg. Endah Ribriana Bakti Sosial Papua: Dokter Tangguh Alumni Lemhannas PPNK 219

drg. Endah Ribriana bakti sosial Papua

Dedikasi Tanpa Batas Seorang Dokter Gigi di Daerah 3T

25 Juli 2025 – Dalam kegiatan bakti sosial pengobatan gratis yang diselenggarakan oleh Kogabwilhan III bekerja sama dengan GKI, satu nama mencuri perhatian: drg. Endah Ribriana, M.Kes. Ia menjadi satu-satunya dokter perempuan yang ikut terjun langsung ke lapangan, menghadapi medan yang menantang di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) Papua.

Baca juga: TNI GELAR BAKTI SOSIAL DI BATAS BATU PAPUA, WUJUD NYATA PEDULI KESEHATAN DAN PENDIDIKAN ANAK NEGERI

Siapa drg. Endah Ribriana?

drg. Endah adalah alumni Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia dan juga lulusan Program Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat UI. Saat ini, ia berdinas aktif di Kementerian Komunikasi dan Digital Republik Indonesia. Di luar tugas kedinasannya, drg. Endah sudah lama dikenal aktif dalam kegiatan pelayanan kesehatan, khususnya pengobatan gigi gratis, bersama GKI.

drg. Endah Ribriana bakti sosial Papua

Sebagai alumni Program Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan (PPNK) Angkatan 219 Lemhannas RI, ia membawa semangat nasionalisme dan pengabdian yang mendalam kepada masyarakat.

Dalam bakti sosial di Papua yang digelar Kogabwilhan III bersama GKI, drg. Endah tak hanya memberikan pelayanan kesehatan gigi, tetapi juga menjadi leader tim dari GKI. Ia melayani dengan penuh semangat, tanpa lelah menempuh perjalanan berat, cuaca ekstrem, dan tantangan geografis maupun keamanan.

Motivasinya sederhana namun kuat: “Saya hanya ingin melayani sesama anak bangsa dari Sabang sampai Merauke.”

drg. Endah mengungkapkan bahwa hatinya tergerak melihat kondisi kesehatan gigi dan mulut masyarakat Papua yang masih memprihatinkan. Minimnya akses terhadap air bersih, buruknya asupan gizi, serta kebiasaan menginang menjadi faktor utama rusaknya kondisi rongga mulut masyarakat setempat.

drg. Endah Ribriana bakti sosial Papua

Ia menyadari bahwa layanan kesehatan dasar, termasuk gigi dan mulut, masih menjadi kebutuhan mendesak di wilayah 3T.

Dengan pengalaman lebih dari 30 tahun sebagai PNS, drg. Endah telah banyak menulis dan bahkan menerbitkan buku berjudul “Renungan dari Kursi Gigi”. Buku tersebut merupakan refleksi pengabdiannya sebagai dokter gigi dan bentuk edukasi kepada masyarakat luas.

Ia adalah istri dari seorang dokter, dan ibu dari anak-anak yang juga mengikuti jejaknya menjadi dokter dan dokter gigi. Nilai-nilai hidup yang ia wariskan berasal dari kesederhanaan dalam pelayanan, dan ketulusan untuk mengabdi.

Dalam setiap pengabdiannya, drg. Endah selalu berpegang pada satu prinsip hidup:

“Apapun juga yang kita perbuat, perbuatlah dengan segenap hati, seperti untuk Tuhan, dan bukan untuk manusia.”